21.
Dani sudah melihat ada sosok gadis yang menunggunya di depan gedung dekat dengan ruangan dimana dirinya melakukan rapat dengan anggota BEM lainnya begitu ia keluar dari ruangan tersebut.
Dani masih mengingat sosok itu. bagaimana dia tertidur pulas di cafe miliknya tempo hari. Dan meninggalkan beberapa barang miliknya di meja cafe.
Dani langsung menghampiri gadis itu tanpa memperdulikan suara nata yang sibuk memanggil-manggil namanya dari dalam ruangan. Bukan karena Dani tidak mendengar, tapi dirinya sengaja mengabaikannya. Nata pun yang sudah berada di luar ruangan dan melihat keberadaan Dani dengan sosok gadis yang tak pernah di lihatnya itu, berhenti memanggilnya dan kembali masuk ke dalam ruangan. Dan membiarkan sahabatnya itu pergi begitu saja.
“Udah lama nunggunya?”
Tanya Dani pada gadis yang berdiri menunggunya sendirian itu.
“Hah, ... Jadi kak Dani yang nemuin barang aku di cafe.”
“Kok lo tahu nama gue,”
“Siapah sih nggak tahu ketua BEM kak.”
“Lah, emang gue ketua BEM,”
” ... “
“Becanda, oh ya barang lo ada di mobil gue.”
—
Suasana begitu canggung di antara mereka. Tak ada percakapan yang terjadi. Hening. Hanya langkah kaki keduanya yang terdengar saat berjalan menuju di mana mobil Dani terparkir. Suasana kampus terlihat sepi. Karena memang waktu memang sudah menunjukkan hampir tengah malam. Hanya ada beberapa mahasiswa saja.
“Nih barang lo,”
Dani menyodorkan paper bag yang berisi barang-barang yang terpaksa ia bawa dari cafe beberapa hari lalu.
“Di cek dulu aja, takut ada yang kurang.” Lanjutnya.
Gadis itu melihat ke dalam isi paper bag, matanya seolah mengabsen setiap barang yang ada di dalamnya.
“Ada semua kok kak, makasih banget. Dan sorry udah ganggu kakak malam-malam gini.” Ucap gadis itu, setelah melihat barang miliknya berada dalam paper bag. lengkap.
“Santai aja kali” Ucap Dani dengan santai.
“Trus lo gimana pulangnya?” Lanjutnya.
“Naik Go-jek“
“Udah malam gini, bareng gue aja gimana? Tenang aja gue akan gigit”
“Bukan gitu. Tapi beneran nggak usah, jadi makin ngerepotin kak,”
“Apaan sih! nggak ngerepotin kali. Udah ayok bareng gue.”
Setelah sepersekian menit kini mereka sudah berada di dalam mobil. suasana canggung kembali berada di antara keduanya. Dani sesekali melemparkan pertanyaan kepada gadis itu. yang ditanya hanya menjawab dengan singkat. sehingga berakhir canggung kembali.
“Keiko”. Jawaban gadis itu saat Dani menanyakan namanya.
Dani yang sedari tadi fokus menyetir, mencoba menoleh ke arah gadis itu. Tidur. Ya, Keiko tertidur. Dani tersenyum melihat gadis itu tertidur pulas. Bagimana bisa dia melihatnya dalam keadaan tertidur lagi pikirnya.
Dani memarkirkan mobilnya di depan bangunan apartement yang di katakan Keiko, saat ia menanyakan kemana dia harus mengantarnya.
Saat Dani ingin membangunkan gadis itu. Ternyata gadis itu telah terbangun dengan sendirinya. Keiko bingung. Dan Dani hanya memandanginya. Mata mereka kemudian bertemu. Dani tersenyum dan Keiko menutup wajahnya dengan malu.
“Aduh, kak maaf gue ketiduran.” Keiko mengatakannya sambil mengambil paper bagnya yang lepas dari tangannya saat dirinya tertidur. Dan kemudian membuka pintu mobil Dani.
“Makasih ya kak,”
Setelah itu Keiko langsung menutup pintu mobil Dani dan langung pergi memasuki gedung apartementnya. sambil berlari. Malu.
Dani hanya memandanginya dengan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu. Lucu pikirnya.