meet again
“Kok lo bisa tau itu gue yang punya.”
Ara langsung menyodorkan pertanyaan kepada Gez sambil mendaratkan dirinya pada kursi di depan Gez. Ara berusaha mungkin tidak menatap langsung pada matanya, ia benar-benar berharap bahwa laki-laki di depannya ini sudah lupa terhadapnya dan tidak mengenalinya lagi.
“Lo gak inget sama gue, apa karena gue makin ganteng kali ya.
Ghazy Adnan Magani, yang dulu lo panggil Gani.” Gez perjelas siapa dirinya.
Perkiraannya salah.
Ternyata laki-laki itu mengingatnya. Sedang Ara hanya diam karena tak tau lagi harus merespon bagaimana. Sejujurnya ia merasa sangat canggung.
“Lupa gapapa kali Ra, gue bukan mantan terindahkan”
“Eh gak gitu.” jawab Ara tergesa, karena merasa tidak enak pura-pura lupa terhadapnya.
“Jadi gue mantan terindah nih”
“Hah”
Gez tersenyum tipis dengan tingkah Ara yang berhasil digodanya. Ara salah tingkah.
Semburat merah yang muncul pada pipi Ara, semakin membuatnya malu. Ia mengutuk dirinya sendiri.
“Maaf banget tapi gue buru-buru banget, kalo gue pergi dulu gapapa nih.” Ara teringat akan ia yang harus beres-beres untuk pindahan.
“Ini udah gue pesenin minum, nggak diminum dulu Ra” minuman yang memang sudah tersaji di meja sudah Gez pesan sejak dirinya sampai terlebih dahulu di cafe.
Melihat Ara yang sepertinya memang sedang terburu, Gez tidak mungkin menahannya.
“It's Okay Ra, nih journal book lo” disodorkan buku yang tidak sengaja membawa mereka bertemu kembali.
“Sorry banget ya. Nanti gue hubungin lo lagi, gue pergi dulu ya.”
Ara pamit, tubuhnya dibawa keluar dari cafe tersebut. Sedang Gez di sana masih tidak percaya bahwa yang ia temui itu benar Ara, yang sempat menjadi gadisnya; dulu.
Entah mengapa hatinya seakan merapalkan banyak rasa syukur saat kembali bertemu dengannya lagi.
And without Gez knowing it, he fell again for her