Menjadi tempat yang paling sering Dika kunjungi, Dufan sebenarnya punya makna tersendiri. Bisa dibilang ada kenangan yang buatnya ingin selalu mengenang, dan tak ingin ia lupakan. Maka kembali ke tempat ini adalah pilihan paling serius agar momentum yang pernah ada tidak terenggut oleh lupa.

Weekend akan selalu menjadi hari dimana tempat wisata manapun berakhir dengan lonjakan jumlah para pengunjung. Meskipun hari sabtu, tentu saja Dufan terlihat cukup padat. Apalagi Dika dan Dewa datang sudah begitu siang, dikarenakan tabiat dewa yang bangun kesiangan.

Sinar matahari bahkan sudah terasa seperti membakar kulit keduanya. Dewa hanya bisa misuh-misuh dalam hatinya, karena seharusnya dirinya sedang bermalas-malasan di rumahnya.

“Ini mau kemana dulu Dik?” Dewa bertanya kepada yang punya rencana dan sedang melihat isi ponselnya, mungkin Dika membuatnya menjadi sebuah kegiatan yang begitu terencana dan mencatat di ponsel miliknya.

“Balik atau nggak ganti tempat aja gimana wa, gue ilang mood disini.”

“Anjing banget mood lu Dika, ini lu serius nggak sih?”

“Serius.”

“Yaudah sih ayo aja gue, panas banget anjir.”

Dewa tidak mengerti kenapa Dika menjadi super aneh, baru saja sampai di tempat yang dirinya mau, tapi malah tiba-tiba mengajaknya untuk kembali saja ke kosan hanya karena mood nya.

Tapi Dewa justru tidak banyak protes, karena jujur dirinya tak sanggup kalo harus berada di bawah terik matahari ini untuk beberapa jam kedepan.

“Sialan.” Dika mengumpat ketika mobilnya tiba-tiba sedikit oleng dan kemudian berhenti di tengah perjalanan saat berpindah dari Dufan dan akan mengunjungi sebuah cafe baru atas rekomendasi Dewa.

“Etdah kenapa Dik?”

“Kaga tau, bocor kayaknya.”

“Kampret bener hidup gue sama lu Dik.”

Dika menghela nafas kasar, melihat mobilnya yang mandek di tengah jalan. Dan mempertanyakan kenapa hari ini dirinya harus begitu sial.

“Gimana? lu minta tolong Ian dah.”

“Kaga ah, gue udah banyak ngerepotin si Iyan.”

“Kaga mau apa cemburu?”

Tebakan Dewa sepertinya benar, dari pertanyaan nya saja Dika tidak memberinya suatu jawaban yang memperlihatkan bahwa dirinya menyangkal pertanyaan tersebut.

Dewa sempat melihat sebuah postingan milik temannya satu kelas yaitu Ana yang memposting foto Ian, tampaknya mereka sedang bersama. Dewa sempat pikir itu yang membuat mood Dika tadinya menjadi berubah aneh, namun Dewa mencoba tidak peduli mungkin Dika saja yang memang lagi tidak mood karena hal lain.

Tapi melihat responnya kali ini, sepertinya perubahan mood anehnya tadi juga disebabkan karena hal itu.