Penyebab

“Kenapa lo? baru balik?”

Bagas yang tiba-tiba menghampirinya dengan membawa satu toples makanan ringan di tangan kanan, dan satu gelas jus jambu merah di tangan kirinya merasakan mimik wajah aneh milik Haidar.

Keduanya tengah ada di kediaman Karel yang memang biasanya digunakan untuk berkumpul dan menginap bersama, pasalnya Karel itu sering kali kesepian di rumah. Orang tuanya terlalu sibuk bekerja di negera orang.

“Lo ngaku!, ngechat apa lo ke Bara?”

Bagas pasang wajah bingung seketika, karena dirinya sama sekali tak mengerti apa yang Haidar maksud dengan pertanyaannya.

“Bercandaan lo sama sekali gak lucu Gas.”

“Apaan, lo ngomong apa? gue gak ngerti.”

“Hp gue daritadi ketinggalan di sini, dan siapa lagi kalau bukan lo yang berulah.” Nada bicara Haidar mengisyaratkan bahwa dirinya sedang benar-benar marah.

“Berulah apa sih anjing, gue gak sentuh sama sekali HP lo ya. Gue bahkan gak tau kalau itu ketinggalan.” Bagas yang merasa sama sekali tidak melakukan apa yang Haidar tuduhkan, dengan jelas membela diri.

“Karel kali, lo tanya dah lagi di kamar noh anaknya.”

Haidar segera berlalu meninggalkan Bagas yang masih sedikit tersulut emosi karena tuduhan tidak berdasar yang Haidar layangkan kepada dirinya. Tapi pelan-pelan mengekor mengikuti Haidar ke arah kamar Karel.

“Kasih tau gue bukan lo yang otak-atik Hp gue tadi?” Karel yang melihat Haidar masuk ke dalam kamarnya dan langsung menodongnya dengan pertanyaan, merasa cukup kaget.

“Otak-atik apaan?”

“Bangsat, cuma ada lo berdua di sini, siapa lagi sih.”

“Lo mending tenangin diri lo dulu dah Dar, ceritain kenapa?” Bagas coba supaya Haidar bisa berkepala dingin dulu, karena sungguh Bagas penasaran yang sebenarnya terjadi. Bagas juga enggak mau jadi sasaran tuduhan yang bahkan masalahnya aja dia gak ngerti sama sekali.

“Hah? kenapa gini dah”. Bagas yang langsung di tunjukkan isi kolom chat Haidar-Bara oleh Haidar, malah jadi makin bingung. “Sebelumnya lo beneran kaga ada ngomong apa gitu ke dia”.

“Kaga ada, baik-baik aja gue bilang, cuman ya itu gue tadi telat ngabarin soalnya ketinggalan tadi.”

“Ini aneh sih, kalau kaga ada chat lain sebelumnya, si Bara juga kaga bakalan rancu begini chatnya.”

“Makanya anjing. Dan cuma ada lo berdua di sini, ngaku dah lo siapa yang ngelakuin. Rel nggak mungkin lo kan? Jawab!”. Haidar mulai kesal karena temannya seolah pura-pura, Haidar tau kalau Karel bukan tipe orang yang akan ikut campur urusan orang lain, sedangkan Bagas mungkin saja, karena tingkahnya yang kadang aneh meski dalam konteks bercandaan.

Tapi melihat Bagas yang benar-benar menyangkal dengan serius, Haidar jadi ragu. Sejak kecil bersama Karel, Haidar tampaknya taruh curiga meski sebenarnya dirinya sendiri tak percaya.

“Sorry.” Belum sempat Haidar tanyakan kembali, Karel sudah ucap kata permintaan maaf yang buat Haidar terpengarah tak percaya. “Gue yang lakuin.” ucapnya lagi sembari mengigit bibirnya yang tampak kering.

Haidar diam, tau kalau sahabatnya itu sudah menggigit bibir, pertanda bahwa dia memang sedang melakukan pengakuan atas kesalahan.

“Bercandaan doang kan, gak ada maksud lain?”

“Fara.”

“Bangsat.”

“Dia tau kalau gue make, makanya dia nyuruh gue, kalau gue gak mau nyokap-bokap gue bakalan tau dar.”

“Apa yang lo takutin Rel, lo aja udah gak make lagi.” Haidar tau temannya itu pernah terjurumus untuk mengkonsumsi obat-obat terlarang, manakala sepi sering kali merambati hidupnya.

Haidar dan Bagas pernah memergoki dirinya saat sedang menggunakan obat-obatan tersebut, makanya Haidar dan Bagas seringkali mengawasi Karel dan juga menginap di rumahnya supaya tidak lagi mengkonsumsi barang-barang tersebut sebelum candunya semakin parah.

“Gue make lagi, dan Fara tau.”

Bagas dan Haidar terkejut mendengar pengakuan Karel, pasalnya kapan dia mengkonsumsi barang itu lagi, sementara mereka masih sering mengawasi. Ya memang tidak setiap hari, karena tentunya mereka juga punya kesibukan lain.

“Kecolongan kita Dar, percuma, selama ini gue sama Haidar lo anggep apa sih Rel.” Bagas mengusak rambutnya frustasi.

“Goblok.” Haidar pergi meninggalkan keduanya setelah mengumpati Karel dengan begitu kesal.

Kesalnya Haidar hari ini, benar-benar campur aduk. Pertama, karena merasa berasalah, temannya itu kenapa bisa lagi jatuh ke obat-obatan yang jelas hanya merusak diri dan dirinya tidak sadar. Kedua, Karel ini apa sudah tidak menganggap keberadaannya sampai-sampai harus lari ke situ-situ lagi.

Yang paling membuat dirinya kesal adalah, Karel yang ternyata selama ini harus dimanfaat oleh si Fara karena hal tersebut. Cewek itu benar-benar sudah membuat emosinya memuncak hari ini.