PERTAMA KALI

POV HAIDAR

Aku ini tak pernah mafhum akan citra cinta yang katanya banyak bentuknya. Karena itu, yang ini entah bentuk cinta yang seperti apa, aku gagal memahaminya.

Ataukah ini bukan bentuk cinta? sebab sang objek yang terlihat berbeda.

Sosok Bara Bimantara tiba-tiba menjadi objek yang tak pernah luput dari mata, presensi nya sejak awal sudah mengundang rasa egoisme dalam diri; memiliki.

Senyum yg mengembang di bawah terik matahari manakala masa orientasi SMA saat itu, menjadikan aku makin jatuh dan tak punya cara bagaimana menghilangkan rupa manis miliknya yang mampir di tiap kesempatan.

Sejak awal rasa yang muncul begitu abstrak. Pertama kali. Ini sebenarnya yang pertama dalam diri seperti ini, jadi ada titik ragu yang kerap kali muncul. Aku layaknya orang yang sudah kehilangan waras. Maunya hanya dia—Bara saja.

Untungnya kami tidak dalam satu kelas yang sama saat itu, meski dengan jurusan yang sama. Sehingga aku masih punya batas supaya tidak menuruti ego yang katanya norma benci.

Tapi takdir ternyata maunya main-main. Sekarang kami dalam satu atap kelas yang sama. Yang dulu tak punya keberanian kini seolah tersulut kembali; pertahananku roboh.

Persetan dengan bencinya norma dan persepsi Bara, Haidar maunya Bara jadi miliknya.